DAFTAR ISI
Pengantar Penulis ¾v
Kata Pengantar ¾vii
Pedoman Transilterasi ¾xii
Daftar Isi ¾xv
BAB I ¾1
PENDAHULUAN ¾1
BAB II ¾25
PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK PENGUNGKAPAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ALQURAN ¾25
Pengertian ¾25
Term-term yang secara Langsung Menunjuk Kata Ilmu ¾30
Term-term yang Tidak Secara Langsung Menunjuk Kata Ilmu ¾37
BAB III ¾39
FILSAFAT ILMU DALAM PERSPEKTIF ALQURAN ¾39
Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ¾39
Tahap-tahap Perkembangan Filsafat Ilmu ¾44
- Era Prapositivisme ¾45
- Era Positivisme ¾47
- Era Pascapositivisme ¾50
- Fenomenologi ¾52
Masalah Fundamental yang Dihadapi Ilmu Pengetahuan ¾55
- Pergeseran batasan ilmu Pengetahuan ¾55
- Keanekaragaman ilmu pengetahuan ¾56
- landasan bagi eksistensi ilmu pengetahuan ¾58
Epistemologi dan Aksiologi Ilmu Pengetahuan ¾61
- Observasi (Pengamatan) ¾68
- Eksplorasi ( Pemaparan) ¾69
- Eksperimen (Percobaan) ¾70
- Penalaran dan Intuisi ¾71
Filsafat dalam Pandangan Alquran ¾72
- Akal dalam Alquran ¾73
- Kedudukan akal ¾75
- Perkemabangan Kegiatan Akal ¾78
- Fase Pemikiran ¾80
BAB IV ¾85
ILMU PENGETAHUAN DALAM ALQURAN ¾85
Hakikat Ilmu Pengetahuan ¾85
- Alam Semesta ¾85
a. Pandangan Terhadap Alam Semesta ¾85
b. Langait dan Bumi ¾91
c. Makhluk Hidup ¾96
- Kosmologi ¾103
- Kestuan Ilmu Pengetahuan dengan Spiritual ¾117
Proses Pegembangan Ilmu Pengetahuan ¾131
- Peranan Pengamatan dan Penalran dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan ¾131
- Peranan Wahyu dan Ilham dalam Mengembangkan Ilmu ¾136
Tujuan Penggunaan Ilmu Pengetahuan ¾142
- Tujuan Ilmu Pengatahuan ¾142
- Penggunaan Ilmu Pengetahuan ¾147
BAB V ¾151
PENUTUP ¾151
DAFTAR PUSTAKA ¾153
Indeks ¾162
Lampiran ¾168
BaB 1 Pendahuluan
· Al-qurnaul karim dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat manusia, dapat disimpulkan mengandung tiga hal pokok, yaitu: tujuan, yang meliputi akidah atau kepercayaan, budi perkerti dan hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesama dirinya dan alam sekitarnya. Kedua, ialah cara, yakni menganjurkan manusia untuk memperhatikan alam, menceritkana peristiwa sejarah untuk memetik pelajarana, membangkitkan rasa yang terpendam dalam jiwa dan janji serta ancaman baik didunia maupun diakhirat dengan surga dan neraka. Ketiga ialah pembuktian, yakni untuk membuktikan hal-hal yang disampaikan oleh al-quran dan juga mukjizat yang pada garis besarnya dapat terlihat dalam tiga hal yaitu: 1] susunan redaksi yang mencapai puncak tertinggi dari sastra dan bahasa arab; 2] ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkannya; dan 3] ramalan-ramalan yang diungkapkan yang sebagian telah terbukti kebenarannya.
· Al-quran memakai kata 'ilmu dalam berbagai bentuk dan artinya sebanyak 854 kali antara lain diartikan sebagai "proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan."
Masalah Penelitian
· Pada dasarnya hakikat ilmu pengetahuan adalah untuk mencari kebenaran secara ilmiah, namun dalam al-quran hakikat ilmu pengetahuan bukan semata-mata untuk mencari kebenaran yang bersifat ilmiah, melainkan untuk mencari-tanda-tanda, kebajikan-kebajikan dan rahmah; untuk itu apakah hakikat ilmu pengetahuan sebenarnya?
· Al-quran bukan merupakan penghambat perkembangan ilmu pengetahuan, tidak sedikit ayat-ayat al-quran yang mendorong manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan; oleh karena itu bagaimana peran al-quran dalam perkembangan ilmu pengetahuan?
· Bagaimanapun ilmu pengetahuan harus digunakan, dalam penggunaan ini disatu sisi ilmu pengetahuan bebas dari nilai (value free), disisi lain al-quran menekankan bahwa segala bentuk kegiatan manusia harus dikaitkan dengan nilai "ibadah"; bagaimana pandangan al-quran terhadap penggunaan ilmu pengetahuan?
Definisi Operasional
Konsep
· Yang dimaksud konsep disini adalah ide atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa konkret, dalam hal ini adalah ide atau pengertian tentang ilmu pengetahuan dalam al-Quran.
Ilmu Pengetahuan
· Komponen utama sistem ilmu adalah 1) Perumusan masalah; 2) Pengamatan dan deskripsi; 3) Penjelasan; 4) Ramalan dan Kontrol
Al-Quran
· Tim Dosen Filsafat UGM: Klasifikasi perkembangan ilmu pengetahuan: pertama, Zaman Pra Yunani Kuno (Abad ke-15-7 SM); Kedua, Zaman Yunani Kuno (Abad k3-7-2 SM); Ketiga, Zaman Pertengahan (Abad ke-2-14 M); Keempat, Zaman Renaissance (Abad ke-14-17 M); Kelima, Zaman Modern (Abad k3-17-19); Keenam, Zaman Kontemporer.
· Ilmu pengetahuan diletakan dalam dua dimensi, yaitu dimensi struktural dan dimensi Fenomenal.
· Pada dimensi struktural, apa yang disebut ilmu pengetahuan haruslah mengandung unsur-unsur: objek sasaran untuk diteliti yang disebut gegnstand, dan gegenstand ini dipertanyakan terus menerus tanpa mengenal titik henti, alasan dan tata-cara tertentu dalam mempertanyakan gegenstand tersebut, untuk kemudian hasil-hasilnya disusun dalam satu kesatuan sistem.
· Pada dimensi fenomenal, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai masyarakat, yaitu kelompok elit yang dalam kehidupannya sangat penuh kaidah-kaidah ilmiah: yaitu universalisme, komunalisme, dis-interestedness, dan skeptisme yang terarah dan teratur (organized scepticism), disamping ilmu pengetahuan itu menampakkan diri sebagai proses dan sebagai produk.
· Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu, yang merupakan suatu kesatuan yang tersusun secara sistematis, serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukan sebab-sebabnya.
· Persyaratan ilmu pengetahuan ada tiga: 1) Pengakuan atas kenyataan bahwa setiap manusia, terlepas dari kasta, kepercayaan, jenis kelamin atau usia, mempunyi hak yang tidak dapat diganggu gugat atau dipersoalkan lagi untuk mencari ilmu; 2) Metode ilmiah itu tidak hanya pengamatnatau eksperimentasi akan tetapi juga teori dan sistematisasi. Pengamatan mengenai fakta, mengklasifikasikannya sebagai dasar untuk menyusun teori; 3) Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti baik untuk tingkat individu maupun tingkat sosial.
· Yang disebut ilmu pengetahuan disini adalah ilmu pengetahuan secara umum (Science ingeneral) yang meliputi Natural, Humanistis dan juga Social Science.
Al-Quran
· Kalam Allah yang merupakan mu'jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di Mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membaca adalah ibadah.
· Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: Tahapan Maudu'i, Deskriptif, dan Evaluatif.
1) Tahapan Maudu'i; berbeda dengan metoda analitis, yang bersifat pasif; sedangkan metoda tematis, lebih sebagai sebuah dialog dengan al-quran; Mufassir bertanya dan Al-quran menjawab. Singkatnya metide tematis merupakan salahsatu metoda yang tepat untuk pemecahan problem secara ilmiah.
2) Tahapan deskriptif; menggunakan pendekatan fenomenologis yang dikombinasikan dengan kerangka dasar filsafar ilmu.
3) Tahap Evaluatif; digunakan deskriftif-analitik
Tujuan Penelitian
· Teoritis
a. Merupakan salahsatu upaya "membumikan" al-quran dengan mengkaji secara tematik khusunya tentang ilmu pengetahuan.
b. Menambah khazanah intelektualitas bagi ummat Iislam yang selalu ingin menemukan kejayaannya kembali dengan mengkaji ulang konsep ilmu pengetahuandan teknologi.
· Praktis
Ditengah era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepatnya yang membawa perubahan sosial dan pergeseran nilai; dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai "filter " dalam mengantisifasi pengaruh negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
· Datanya diperoleh melalui sumber literer (library researh). Ada dua sumber pokok dalam penelitian ini, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
Metode Pengumpulan Data
· Bersifat "purposive sampling", penelitian yang cenderung memilih informasi yang dapat mewakili untuk menjadi sumber data.
Alat Perlengkapan yang Digunakan
Teknik atau Model Analisis
· Dalam Penelitian kualitatif, pada tahap analisis setidak-tidaknyaada tiga komponen pokok yang harus disadari sepenuhnya oleh peneliti, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing. Tiga komponen analisis yang berlaku saling menjalin, baik sebelum, pada waktu, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data secara pararel, merupakan analisis yang umumnya disebut model analisis mengalir (flow model of analysis)
· Penelitian tentang konsep atau yang bersifat pemikiran pada dasarnya tidak lepas dari pendektana filosofis, yang pada hakekatnya terdiri dari analisis linguistik dan analisis konsep. Analisi linguistik adalah untuk mengetahui makna sesungguhnya, sedangkan analisis konsep adalah untuk menemukan kata kunci yang mewakili suatu gagasan.
Bab II
Pengertian dan Bentuk-bentuk Pengungkapan Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran
Pengertian
Secara etimologi Ilmu, berasal dari bahasa arab 'ilm padanannya dalam bahasa inggris science, dalam bahasa jerman wisenschaft, dan dalam bahasa belanda wetenschap. Ilmu dalam konteks indonesia berasal dari bahasa Arab dari akar kata 'ilm, kata jadian dari alima, ya'lamu, ilman, alimun, ma'lumun. Tiga kata terakhir menjadi kata indonesia ilmu, alim ulama, dan maklum. Maka ilmu secara bahasa menunjukan kata benda abstrak, berbentuk masdar dari alima, ya'lamu, ilmun yang berarti pengetahuan. Begitu juga Science berasal dari akar kata scire yang berarti mengetahui (to know). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan yang sebenarnya dalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan secara sesuai dengan prosedur ilmiah.
Berikut ini beberapa pengertian ilmu secara terminologis:
The Liang Gie: ilmu adalah rangakaian aktivitas manusia rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatana atua keorangan untuk tujuan menacapai kebenaran, memperoeh pemahaman, memberi penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Dari definisi diatas terlihat bahwa ilmu didefinisikan 1] sebagai proses: aktivitas penelitia; 2] ilmu sebagai prosedur: metode ilmiah; 3] ilmu sebagai produk: pengetahuan sistematis.
· Pertama, Dalam Al-Quran kata ilmu menurut Dawam Rahardjo disebut sebanyak 105 kali dan dengan kata jadiannya disebut tak kurang dari 744 kali. Untuk menyebut secara rinci, kata-kata jadian itu disebutdalam bentuk dan frekuensi sebagai berikut: 'alima (35), ya'lamu:215), i'lam (31), yu'lamu (1), 'ilm (105), 'alim (35), ma'lum (215), (13), 'alamin (73), 'alam (3), a'lam (49), 'alim atau 'ulama (163), 'allam (4), 'allama (12), yu'allimu (16), 'ulima (3), mu'allam (1), atau ta'allama (2).
Kata a-l-m diungkapkan dalam 82 macam bentuk yang dikaitkan dengan berbagai macam kata ganti (damir) sebagai berikut: a'lam, 'alamat, al-ilm, 'ilmihi.............
· Kedua, Pengertian tentang ilmu dalam al-Quran tidak terbatas pada kata-kata yang berasal dari a-l-m, karena kata tahu itu tidak hanya diwakili oleh kata tersebut. Setidaknya ada beberapa pengertian yang mengandung kata "tahu", seperti 'arafa, dara, khabara, sya'ara, ya'isa, ankara, basirah, dan hakim.
Pengertian ilmu pengetahuan terdapat pula dalam ungkapan hikmah yang telah menjadi kata indonesia. Biasanya diartikan dengan "pelajaran", ada juga yang menterjemahkan "kebijaksanaan" atau pengetahuan tertinggi". Kata hikmah yang berarti pelajaran dapat terlihat pada (QS. Luqman, 31:12). Kata hikmah yang diartikan kebijaksanaan memerlukan pemikiran yang mendalam serta berulang-ulang tentang suatu hal yang sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang tinggi. Kegiatan ini sering disebut filsafat. Filsafat pada umumnya menggunakan rasio sebagai tolok ukurnya, sehingga hal-hal yang diluar jangkauan rasio tidak termasuk wilayah filsafat. (ada kesalahan, baca lagi wilayah filsafat Titus)
Ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk yang diungkapkan The Liang Gie dapat terlihat pada al-quran antara lain:
Ilmu sebagai proses diungkapkan al-quran dalam bentuk kata kerja (fi'il), QS. Al-Alaq, 96:1-5). Kata Iqra bersal dari akar kata yang berati menghimpun dan kata tersebut melahirkan aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui isi sesuatu dan membaca, baik teks tertlis maupun teks tidak tertulis. Iqra' dismaping berati menghimpunjuga memiliki makna bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah diri sendiri, yang tertulis dan tidak tertulis.
Ilmu sebagai proses dalam kaitannya dalam bentuk ungkapan dalam al-Quran dapat dipahami anata lain dari bentuk 'allama yang berarti mengajarkan. Kata 'allama dkaitkan dengan kata ganti lain disebut sebanyak empat kali. Keempat ungkapan tersebut dapat dilihat pada al-Baqarah, 2:31. kata 'allama juga terdapat pada QS Ar-Rahman, 55:2; Al-Alaq, 92:4. dari kata 'allama yang tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa 1] bentuk 'allama hanya Allah yang dimaksud sebagai subjek sekaligus sebagai sumber ilmu pertama; 2] yang diajar selalu manusia sebagai objek dari yang pertama dan juga dapat berarti bahwa proses kejadian manusia merupakan objek ilmu yang harus dipelajari oleh manusia itu sendiri; 3] obejk ilmu pengetahuan adalah seluruh alam semesta; 4] manusia dismaping sebagai "subjek" pencari ilmu juga sebagai objek ilmu seperti biologi, psikologi, sosiologi.
· Ketiga, Ada juga bentuk lain yang mengandung proses pencarian ilmu, antara lain: iqra', nazar, al-ra'yu, al-basar, as-sam'u, al-fikr, al-aql, al-tadabbur, al-fiqh, al-fahm, al-ma'rifat, al-zikr, al-ubart, al-yagn, al-zan, al-husban, dan al-hisban, asy syah, al-kaib.
Term-term yang secara tidak langsung merujuk kata ilmu: 1] 'alamin berarti alam semesta; 2] As-samawat wa al-Ardi berarti langit dan bumi; 3] kulla syaiin berarti segala sesuatu; 4] makhluk. Inilah yang nantinya menjadi basis ontologi ilmu pengetahuan sebenarnya.
Bab III
Filsafat Ilmu dalam perspektif Al-Quran
Pengertian dan Ruan lIngkup Filsafat Ilmu
1. Pengertian Filsafat Ilmu
2. Ruang lingkup filsafat Ilmu
3. Fasa Perkembangan Filsafat Ilm
4. Masalah Fundamental yang diahadapi ilmu pengetahuan
a. Pergeseran batasan ilmu pengetahuan
b. Keanekaragaman Ilmu pengetahuan
c. Landasan bagi eksistensi ilmu pengetahuan
5. ;
Bab IV Ilmu Pengetahuan dalam Al-quran
Hakikat Ilmu Pengetahuan
1. Alam Semesta
· Pandangan Terhadap alam Semesta: Pandangan klasik, pandangan modern, pandangan al-quran
· Langit dam Bumi
Sama (samawat) adalah ruang alam yang didalamnya terdapat bintang, galaksi-galaksi dam semua itu tidak statis melainkan berkembang sedangkan yang dimaksud langit tujuh adalah tujuh ruangalam dan segala isinya yang masing-masing memiliki hukum alam
Ard atau Bumi adalah salahsatu planet yang ada di ruang alam yang bergerak mengelilingi matahari sebgai pusat peredaran Dibumi terjadi kehidupan karena memenuhi unsur-unsur yang diperlukan oleh makhluk hidup.
· Makhluk hidup: Sel sebagai satuan hidup, Proses pembiakan (reproduction, Manusia.
1. Pemahaman terhadap hakikat alam semesta mengalami beberapa tahapan mulai dari zaman klasik yang menyatakan bahwa alam ini datar sedang langit seperti bola raksasa yang dindingnya dihiasi bintang-bintan; hjingga zaman modern yang telah berhasil menyingkap rahasia alam dengan ditemukannya teori/ hukum alam untuk mengembangkan sains teknologi modern
2. Khusus pemahamana terhadap langit dan bumi telah ditemukan berbagai teori terutama dari ahli fisika telah ditemukan bahwa hukum-hukum yang pada intinya menyatakan bahwa langit dan bumi ada dengan sendirinya can terjadi karean hukum alam semata-mata dan bersifat abadi. Disisi lain jonsep langit dan bumi dalam al-quran pada intinya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah swt. Yang sunna-Nya tidak pernah berubah. Hakikat sains dan teknologi berupaya menemukan kembali sunnatullah yang sudah ada dan belum ditemukan.
3. Untuk makhluk hidup menurut saintis diperlukan unsur-unsrur pokok kehidupan (air, udara, dan api) dan ini merupakan hukum alam yang pasti dan bersifat universal. Sedang al-Quran telah memberikan isyarat dan ketentuan tentang makhluk hidup, baik bintang, tumbuhan maupun manusia dengan segala aturan-aturan yang berlaku padanya. Pada dasarnya tidak ada pertentangan antara teori-teori dari para ilmuwanbaik ahli fisika, Kimia atau lainnya dengan ajaran al-quran. Namun, masih banyak rahasia kehidupan yang belum terungkap oleh para ilmuwan.
2. Kosmologi
· Kosmologi dalam al-quran
· Kosmologi menurut Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan tentang hukum alam
Nasib alam pada akhirnya
Kebenaran al-quran menurut pandangan para ilmuwan
3. Kesatuan Ilmu Pengetahuan dengan Spiritural
· ;
Bab V Penutup
1. Hakikat ilmu pengetahuan dalam al-Quran adalah rangkaian aktivitas manusia dengan prosedur ilmiah baik melalui pengamatan, penalaran maupun intuisi serta mengandung nilai-nilai logika, estetika, hikmah, rahmah dan petunjuk bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di kemudian hari. Al-quran banyak mengandung nilai-nilai empirik serta isyarat yang diberikan pengetahuan baik melalui ayat-ayat tertulis yaitu al-Quran maupun ayat-ayat yang terbentang luas dialam semesta beserta isinya.
2. Dugaan bahwa al-quran merupakan penghambat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan adalah tidak benar; dari hasil temuan di berbagai ayat, tidak satupun yang melarang pengembangan ilmu pengetahuan, bahkan sebaliknya, al-quran selalu mendorong sampai-sampai "menentang" kepada manusia untuk mempelajari seluruh alam semesta termasuk rahasia dibalik alam fisik. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, al-quran sangat menekankan peranan pengamatan dan penalaran, demikian juga wahyu dan ilham mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam mengungkap, memahami dan mengembangkan rahasia-rahasia dibalik alam fisik.
3. Bagaimana ilmu pengetahuan harus digunakan dan memiliki tujuan. Tujuan ilmu pengetahuan yang semula untuk kesejahteraan, ketenangan dan ketentraman, telah berubah dan cenderung pada perusakan alam bahkan pada pemusnahan manusia, hal ini karena tidak dilandasi oleh nilai-nilai etik moral dan agama sebagai landasan ilmuwan. Ini semua sangat bertentangan dengan anjuran bahkan perintah Allah swt., melalui al-quran untuk memakmurkan alam dan semua isinya. Dengan kata lain penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagaimanapun tidak dapat bebas dari nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar